31 Juli 2010
Aku menyadari bahwa dunia bukanlah tempat yang abadi, bukanlah tempat peristirahatan yang nyawan dan bukan tempat untuk menumpuk serta memupuk ketidakmanfaatan. Dunia hanya bagian kecil dari ribuan bahkan jutaan planet. Sabtu, 30 juni berkunjung ke makam kakek dan nenek. Aku merenung membayangkan senyum mereka dulu menerka – nerka bentuk wajah mereka waktu masih kecil saat menginjak remaja, menikah, dan menjadi kakek nenekku beberapa tahun yang lalu. Sungguh, perjalanan yang singkat dan tak disangka tahun 1996 nenekku pergi untuk selama – lamanya. Nenek mempunyai umur yang panjang masih tersimpan di otak kiriku tahun kelahirannya 1930. mudah – mudahan semua amal kebaikan diterima disisi Allah, semoga Allah meringankan siksa kuburnya memaafkan kesalahan yang disengaja ataupun tidak sengaja ia lakukan. Aku tertegun melihat tempat kembali mereka hanya beberapa meter tanah, beberapa batu dan satu buah batu nisan yang bertuluskan nama, binti, tahun lahir dan tahun meninggallnya. Aku menangis membayangkan bila aku telah berada bersama mereka, aku takut dan aku sangat takut. Rasanya takkan cukup waktu ini kutelan untuk menunggu kematian, waktu yang aku minta akan selalu kurang, kurang dan kurang sungghuh aku takut membayangkan semua itu. Kematian memang membuat seseorang merenung, setidaknya membuat diri semua insan sebentar berhenti bergerak melakukan kesibukannya. Kematian mengingatkan semua orang dengan kesadaran dan keinsyafan. Ya Allah pada-Mulah tempat kembali, kembalikanlah kami semua dengan baik kembalikan kami semua seperti engkau mengembalikan nyawa – nyawa tentaramu yang suci seperti mengembalikan nyawa - nyawa para sahabat kekasih-Mu dengan lembut dan khusnul khatimah. Amin…
0 komentar:
Posting Komentar