Rabu, 06 Oktober 2010

Lampu

 Alhamdulillah, Allah SWT masih memberikan kesempatan untuk menyampaikan pesan cinta dengan tulisan karyaku sendiri. terima kasih sudah membaca tulisan ini, semoga kita bisa mengambil makna dari cerita yang terinspirasi dari indahnya kehidupan, dari sejuknya pagi yang menyibak kegelapan, dari air mata yang melahirkan kekuatan luar biasa, dari tawa yang melahirkan berbagai macam cerita.



lampu
Pagi itu masih terasa dingin, sang lampu mencoba menarik nafasnya. Uhhhh... sebentar lagi kita akan istirahat ucapnya kepada lampu tetangganya. Mendengar itu sang lampu terdiam dia kelihatan sedih, kamu kenapa??? tanya lampu penasaran. Bagaimana aku bisa istirahat setiap hari aku selalu seperti ini, tidak seperti kamu yang punya jadwal kerja dan istirahat yang teratur. Lampu pijar merasa bersalah, ia kembali melihat disekitarnya. Sungguh malang nasib lampu pijar itu ucapnya dalam hati. Pantasan saja dia kelihatan capek sekali, oooh lampu pijar kamu bisa tidak menolong aku? Sang lampu pijar kaget mendengar suara lampu tetangganya. Ada apa? Tanya sang lampu yang siap siaga untuk menolong. Aku sangat letih, sepertinya aku harus bersiap – siap untuk melepas hubungan dengan arus listrik ini tolong aku lampu pijar. Suaranya terdengar lirih, sang lampu pijar tidak bisa berbuat apa – apa matanya tak berkedip melihat kepergian teman karibnya cahaya lampunya berkedip – kedip dan… cahaya itu lenyap sudah bersama kedinginan pagi yang mencekam . Dia merasa bersalah tidak bisa menolong temannya sang lampu (putih). Sang lampu pijar menangis, sungguh malang nasib sahabatku itu andaikan dia punya  majikan seperti aku pasti dia  tak akan pergi secepat ini. Majikannya pantas di hukum, saat dia merasa gelap dengan cepat dia menakan saklar agar keterangan bisa di lihatnya dengan jelas tapi setelah fajar menyingsing dia malah lupa mematikan saklarnya. Si lampu pijar menangis mellihat temannyanya yang sudah pergi. Andai majikannya seperti majikanku pasti umurnya bisa lebih panjang lagi. Semua manusia memang seperti itu, ketika dia dalam keterangan tak pernah ia mengingat keterangan itu akan menghilang tetapi bila manusia telah berada dalam kegelapan dengan segala cara dan upaya untuk mencari keterangan. Dasar sifat manusia, ketus lampu pijar kesal.

0 komentar:

Posting Komentar