Kamis, 23 September 2010

10 Mei 2010

10 Mei 2010
Ketika pagi menjelang, datang dengan sinarnya yang angkuh menyudahi malam yang telah usai. Aku merasa tidak adil bila tidak menikmati segarnya udara minggu pagi yang cerah, tapi bagaimana lagi. Pemilik langit dan bumi itu berkehendak lain. Mungkin, karena aku berharap kepada selain dia. Aku meninggalkan pesan pada seseorang yang bisanya bangun di pagi buta, namun dia sendiri bangun kesiangan. Jiwaku mulai berpikir, ternyata tak ada yang berhak menggantikan tempat-Nya sebagai pengharap sebenarnya. Manusia keliru menilai apa yang dirasakannyya apa yang dipikirkan dan apa yang diharapkannya bila berharap kepada sesuatu yang selain Dia.

0 komentar:

Posting Komentar