Senin, 04 Oktober 2010

14 Mei 2010


Matahari itu tak tampak juga, meskipun sudah waktunya ia bangkit dan mengeluarkan pancaran sinar hangatnya untuk menghisap segarnya embun pagi. Sampai pagi itu tertelan waktu siang matahari itu belum kelihatan juga, hujan menghiasi kota tepi pantai ini. Sampai malam tiba gerimis masih saja mmenghiasi langit pekat. Aku teringat di pagi tadi, saat aku melihat dari jendela air hujan yang mengguyur. Tik…tik terdengar dari atap kamarku, kuperhatikan lagi air hujan yang jatuh tepat di atas tanah. Dengan cepat guyuran air hujan yang jatuh tepat di atas tanah seketika mengering di hisap oleh tanah. Aku mulai berfikir, ternyata seperti itulah takdir. Iya, seperti air hujan yang jatuh  tepat di atas tanah. Air itu tak bisa di tampung lagi, hanya bisa direnungkan dan menjadikannya sebuah pelajaran. Bergerak dan berubah itulah cara untuk menjemput takdir yang belum terjadi. Ketika hujan itu belum turun bersiap siaga untuk menampungnya dengan segala cara.

0 komentar:

Posting Komentar